Album terbaru salah satu band brutal death metal terbaik ibukota, Siksakubur (selanjutnya disingkat SK), Tentara Merah Darah akhirnya dirilis juga menjelang akhir bulan lalu setelah penantian yang cukup mendebarkan di kancah metal tanah air. Bagaimana tidak, pasca dirilisnya album Podium (2006, Rottrevore Records), nasib band yang berbasis di Jakarta Timur ini sempat terombang-ambing tak menentu.
Berawal setelah sang drummer sekaligus pendiri dan motor SK, Andyan Gorust mengundurkan diri yang disusul oleh bassist Yudi Bebek. Dua personel yang tersisa, Japra (vokal) dan Andre (gitar) terpaksa dituntut bekerja ekstra keras untuk menjaga bendera SK agar tetap berkibar. Setelah melalui masa-masa sulit, akhirnya SK kembali terinjeksi darah segar dengan masuknya drummer Prama (eks- Alexander/The Last Suffer) dan basis Ewin alias Ewok (eks-Extrasensory) ke dalam formasi SK. Pasukan SK pun kembali menghajar panggung-panggung metal yang sempat terabaikan oleh mereka selama hampir satu tahun.
Bersama formasi baru tersebut, SK menggarap materi Tentara Merah Darah. Dan pada saat pesta rilis albumnya di Green Cafe, Kemang, Jakarta (21/2) lalu, SK juga mengumumkan personel terbarunya, gitaris Nyoman (eks-Funeral Inception, Death Valley).
Rantaian tragedi dari sebuah kisah kekejaman para tentara yang berjuang dalam medan perang tersusun sudah secara sadis dan tuntas dalam album terbaru milik band deathmetal asal Jakarta yaitu Siksakubur, secara resmi album ini dirilis oleh Fastyouth Records pada 21 Februari 2010 dimana sebelumnya memang sudah terjadwal pada akhir bulan januari 2010 namun diundur secara tepat pada sasaran.
Berjumlah 11 track dalam album ini membuat kita semua harus dipaksa mendengarkan secara berulang-ulang dengan seksama dari kebrutalan sebuah band yang sudah terlalu banyak makan asam garam dalam kepuasan bermusik deathmetal, tuntunan dengan membaca syair-syair dari album ini serta mendengarkan setiap lagunya barulah mengerti jeritan kisah perlawanan tentara sparta melawan bangsa persia.
Totalitas semua personil dalam album kelima milik SK (Siksakubur) tercurahkan secara kejam tanpa nafas sedikitpun atas gempuran musik pendewasaan dari mereka (Siksakubur), beberapa tamu dalam album ini yang ikut andil seperti Rince “Gelap”, Reynold “In Memoriam”, Amri “Invictus”, serta dentingan Sitar dari Chaerul Yusuf dalam album ini adalah sebuah konsep yang tidak biasa dalam album ini melihat secara dari masing-masing sosok sudah menguasai dalam bidangnya.
Karakter vocal Prahari Mahardika yang tebal dan matang menjadi tombak seorang tentara yang berjuang habis-habisan serta gempuran Prama dengan menggebu-gebu dan harmonisasi permainan Andre Tiranda yang cantik namun tetap membius dengan riff-riff gitar penuh sayatan tajam membuat kuping ini teriris-iris dengan sadis sehingga darah yang mengalir dalam tubuh deathmetal Siksakubur tetap berkobar, simak beberapa lagu seperti Anak Lelaki Dan Serigala, Menanduk Melawan Tunduk, Pusara Bala Tentara, Neraka Setara Mata, Laskar Pelayan Kegelapan, dan Memoar Sang Pengobar merupakan pembantaian musik Siksakubur yang paling terganas dalam album ini.
Sajian musik deathmetal terbengis sepanjang karir Siksakubur, ditambah sentuhan dari Moel “Eternal Madness” sehingga membuat komposisi album deathmetal ini terasa harmonis secara teratur dan jelas. Penasaran dengan performa dan launching mereka? datang dan saksikan aksinya pada tanggal 21 Februari 2010 bertempat di Green Cafe, Kemang, jam 15.00 – selesai untuk bersama-sama berpesta dengan para pecundang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar